HomeMalangKampoeng Heritage Kajoetangan Malang, Jalan Sore Sambil Kulineran!
Healing 2 Hari 1 Malam di MalangMalang

Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang, Jalan Sore Sambil Kulineran!

Akhirnya jadi juga short trip sama temen-temen kantor yang super heboh ini. Dari Surabaya kami langsung menuju kota Malang dengan destinasi tujuan pertama ke Kampoeng Heritage Kajoetangan.

Kami emang berangkat sore dari Surabaya karena Sabtu itu kami masih masuk kerja setengah hari. Berangkat dari Surabaya sekitar jam 3 sore dan sampai Kajoetangan Malang jam 5 sore.

Sekilas Tentang Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang

Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang

Aku merekomendasikan mampir sebentar ke Kajoetangan meski sebenarnya tujuan utama kami ke Batu Malang bukan tanpa alasan.

Seperti yang kita tahu, Kajoetangan sekarang seperti punya wajah baru yang jadi daya tarik baru wisatawan buat ke Malang.

Aku yang udah sering ke Malang pun penasaran seperti apa Kajoetangan sekarang. Seringnya hanya melihat temen-temen blogger Malang sharing ke-vintage-an dari Kampoeng Kajoetangan ini.

Sedikit informasi yang aku tahu, ada banyak versi kenapa salah satu wilayah di Malang ini diberi nama Kajoetangan atau Kayutangan. Salah satu versi bilang kalau nama Kayutangan berasal dari sebuah tanaman menjalar bernama patangtangan. Tanaman ini konon berbentuk mirip tangan manusia yang lengkap dengan jari-jemari yang berjumlah lima.

Landscape Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang yang Super Estetik

Saat turun dari mobil dan melihat ke sekitar Kawasan Kajoetangan, kesan pertama yang aku ingat adalah Jalan Malioboro Jogja dan juga Jalan Braga Bandung. Jalan raya yang menjadi ikonik kota masing-masing.

Lebih mirip Jalan Braga Bandung, Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang ini pun penuh dengan gemerlap lampu bangunan dan pertokoan yang berjejer rapi dan cantik di kanan dan kiri jalan raya.

Bedanya, jalan raya di Kayutangan Malang ini jauh lebih luas dibandingkan Jalan Braga.

Kesamaan lain adalah nuansa pemerintahan dan bangunan Belanda yang cukup terasa. Sisa-sisa bangunan Belanda yang ditata rapi menjadi pusat pusat perdagangan, area nongkrong juga berburu kuliner. 

Disebut Kampoeng bukan tanpa alasan, karena pertokoan di pinggir jalan besar di sini memang sebenarnya hanya titik awal dari Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang. Yang lebih utama seharusnya memang kita masuk ke gang -gang kecil untuk melihat bangunan-bangunan unik yang lebih kental nuansa “heritage” nya sambil kulineran ringan di dalam gang.

Ini adalah beberapa titik gerbang masuk ke gang-gang kecil di Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang. Untuk masuk ke gang kecil ini dan berkeliling hanya dikenakan biaya Rp5.000. Sungguh biaya yang sangat murah untuk melihat isi gang yang unik dan yang terpenting bersih. Anggap aja Rp5.000 ini buat biaya kebersihannya gaes, karena serius di sini tertata banget dan jarang ditemukan sampah berserakan sih. Di tiap jalan juga banyak ditemukan tempat sampah jadi nggak ada alasan juga buat wisatawan buang sampah sembarangan ya.

Jadi bertanya-tanya apakah harus ditiketin sebesar Rp5.000 biar seluruh gang di Indonesia bisa bersih dan rapi kayak di Kayutangan Malang ini, hmmmmmmm.

Seru-seruan Ngapain Aja Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang

Sayangnya, kemarin kami nggak bisa berkeliling masuk-masuk ke gang di Kajoetangan karena kami udah kesorean. Baru jajan bentar aja tau-tau udah adzan magrib dan kami dikejar waktu biar nggak kemaleman sampai Batu Malang. 

Kami masuk ke gang dikit cuma untuk nyari mushola buat sholat, abis itu jalan-jalan lagi dan cari makan karena Fian udah kelaperan nampaknya, kasian. Haha

Tapi meski kami nggak explore gang Kajoetangan Malang, kami tetep bisa seru-seruan bareng kok di sini. Mau tau kami ngapain aja?

Nyobain Martabak Mie dan Martabak Telor “Ndeso” nya

Di salah satu ujung gang Kayutangan Malang ada beberapa penjaja gorengan yang aroma masakannya semerbak seakan manggil-manggil kita.

Aku sama Soma tertarik beli martabak mie dan martabak telor juga sedikit mendoan buat kami incip rame-rame.

Buset murah bener martabak seenak dan semedhok ini cuma Rp3.500 dan mendoan cuma Rp2.500.

Rasanya bener-bener enak apalagi dimakan sambil gigit cabe ijo. You must try kalau ke sini gaes karena martabak model begini dan seenak ini di kota-kota besar kayak Surabaya udah jarang ditemuin.

Beli Es Potong di Mas-mas Ganteng

Kami nyemil martabak dan mendoan di depan pertokoan Kajoetangan Malang. Deket sama salah satu toko es potong yang “penjualnya” menarik pandangan kami, astaghfirulloh, maksudnya yang tokonya menarik pandangan kami. UPS.

Ada bermacam rasa yang bisa dicoba, kami masing-masing beli satu nyoba es potong yang coklat, vanila, dan mix coklat strawberry vanilla.

Harga es potongnya sendiri murah banget cuma Rp10.000 udah sangat cukup bahkan kebanyakan porsinya buatku.

Rasa es potongnya juga lumayan enak meski nggak yang spesial-spesial amat, maklum lah harga Rp10.000. Pokoknya cukup banget buat sekilas menghilangkan kegerahan usai jalan-jalan di Kajoetangan Malang.

Foto-foto di Sepanjang Jalan Kayutangan Malang

Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang

Yah, so much fun jalan-jalan bareng temen dengan segala celetukan lucunya. Tentunya nggak lupa kami mengabadikan moment biar semua bisa dikenang di masa depan. Hihi.

Meski banyak foto random di sini, ya emang lucu aja sih apalagi didukung sama gemerlapnya lampu kota di sini. 

Mengabadikan Keindahan Pertokoan di Kajoetangan Malang

Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang

Same vibes saat aku di Jalan Braga Bandung, di Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang ini aku menikmati setiap keindahan yang ada di tiap outlet yang berjejer rapi. 

Setiap toko yang kita jumpai punya keunikannya sendiri-sendiri mulai dari bentuk fasad, warna lampu, juga produk yang dijual.

Maunya masuk ke semua store tapi ya mana sempat, semoga next time bisa main dan explore lebih jauh di Kayutangan Malang ini.

Ini beberapa jepretanku di beberapa outlet yang menarik perhatianku. Kamu suka yang mana?

Ngopi di Kopitiam Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang

Sebelum pindah ke Batu Malang dan karena beberapa dari kami udah mulai lapar, akhirnya kami mutusin buat makan di Kopitiam Kajoetangan.

Awalnya kami bingung sih mau makan dan ngopi dimana karena sebenarnya banyak pilihan juga di sini. Cuma karena melihat Kopitiam Kajoetangan begitu cantik dari luar, ya kami nggak ragu lah nyobain.

Fian dan Mas Made pesan nasi goreng dan bakmie sedangkan lainnya (aku, Soma, Diah, Titan dan Mas Wawan) cuma ngopi-ngopi santai aja. Nggak lupa pastinya kami abadikan momen di sini dong. Cantik ya Kopitiam ini!!

Waktunya Meninggalkan Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang

Nggak terasa jam udah menunjukan pukul 8 malam ketika kami semua selesai makan dan ngopi di Kopitiam Kajoetangan. Kami harus segera beranjak buat check in di villa Batu Malang sekalian jalan-jalan malam di alun-alun Batu. Takut kemalaman karena perjalanan dari kota Malang ke Batu masih sekitar 1 jam.

Well, experience di Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang ini seru banget. No regret dan pasti aku pribadi akan balik lagi ke sini untuk explore lebih jauh.

Segini aja cerita kami di destinasi awal ke Malang kali ini, lanjut di postingan selanjutnya ya cerita serunya.

Semoga bermanfaat gaes!!

—-

Jangan lupa juga ikuti kami di platform berikut biar nggak ketinggalan rekomendasi tempat makan, café, dan destinasi wisata

With Love

Rini Novita Sari – Travel Blogger Indonesia

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like